Komisi VII DPR RI Minta Pemerintah Buat Iklim Investasi Hulu Migas yang Menarik

Sinarpembaruan.com, Jakarta- Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PPP Anwar Idris mendesak Pemerintah melakukan gebrakan dan langkah-langkah konkret untuk mencegah penurunan lifting minyak.
“Terus menurunnya target lifting minyak menjadi ironi mengingat pemerintah justru menargetkan peningkatan lifting minyak hingga mencapai 1 juta barel per hari (bopd) pada 2030,” papar Politisi Senior PPP asal Aceh ini. Kamis, (24/8/23)
Dijelaskannya, sejak tahun 2018, target lifting minyak dalam APBN memang terus mengalami penurunan. Pada 2018, target lifting migas dalam APBN sebesar 800.000 bopd, kemudian terus menurun menjadi 775.000 bopd (2019), 755.000 bopd (2020), 705.000 bopd (2021), 703.000 bopd (2022), 660.000 bopd (2023), dan 625.000 bopd (2024).
“Kami Fraksi PPP menyayangkan lifting minyak yang terus menurun. Penurunan lifting minyak akan menyebabkan semakin lebarnya defisit minyak karena konsumsinya yang semakin besar. Defisit minyak yang melebar ini tentunya harus ditutup dengan impor minyak yang juga semakin besar. Impor minyak yang semakin besar berdampak ganda: di satu sisi semakin menekan neraca perdagangan, di sisi lain juga menurunkan ketahanan energi nasional,” paparnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan gebrakan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penurunan lifting minyak lebih lanjut, dan kemudian bisa meningkatkan lifting minyak sehingga target lifting minyak sebesar 1 juta barel per hari (bopd) pada 2030 dapat tercapai.
“Produksi minyak dapat ditingkatkan jika dilakukan penemuan cadangan baru melalui kegiatan eksplorasi sehingga jumlah cadangan meningkat.Kami juga meminta pemerintah untuk membuat kebijakan dan iklim investasi hulu migas yang menarik dan nyaman bagi investor sehingga meningkatkan minat investor untuk menanamkan investasinya di sektor hulu migas.
Ia menambahkan, meningkatnya investasi akan meningkatkan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan minyak. Dengan cadangan minyak yang bertambah, lifting minyak juga dapat ditingkatkan.
“Dengan demikian, barulah dapat diharapkan target lifting 1 juta barel per hari (bopd) pada 2030 dapat tercapai,” tandasnya.
Seperti diketahui, pada Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo mengungkapkan beberapa aspek dari RAPBN 2024. Terkait dengan sektor migas, presiden mengungkapkan asumsi lifting minyak dalam RAPBN 2024 sebesar 625.000 barel per hari (bopd) dan lifting gas sebesar 1,03 juta barel setara minyak per hari (mboepd).
Dengan ditetapkannya target lifting minyak sebesar 625.000 barel per hari (bopd), ini berarti target lifting minyak dalam RAPBN 2024 mengalami penurunan sebesar 5,3% dibandingkan dengan target APBN 2023 yang sebesar 660.000 bopd.