Nasional

Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan

Sinarpembaruan.com, Jakarta – Covid-19 telah membawa ketidakpastian terhadap perekonomian nasional dan global. Sebagaimana kita ketahui pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -5,32%. Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Melalui berbagai kebijakan serta dukungan pemerintah dan BUMN selama pandemic Covid-19 sehingga perekonomian Indonesia terus tumbuh positif hingga tahun 2022. Setelah tumbuh 5,01 persen y-o-y di kuartal I tahun 2022, perekonomian Indonesia tumbuh 5,44 persen y-o-y dalam kuartal II tahun 2022. Pertumbuhan positif ini juga berpotensi menggairahkan sektor riil Indonesia di tengah kondisi perekonomian global yang masih penuh tekanan. Penurunan dari proyeksi ekonomi dan inflasi global disebabkan oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, kenaikan harga pangan dan energi dunia, dan kebijakan zero Covid-19 di Cina yang menahan perbaikan gangguan rantai pasokan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi BUMN sebagai Agent Of Development, dengan basis ekonomi kerakyatan, salah satu yang banyak memberikan kontribusi kepada penyediaan layanan berbasis kerakyatan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai bank terbesar di Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air. Hal ini selaras dengan isu prioritas yang diusung Presidensi G20 tahun ini untuk mempercepat peningkatan inklusi keuangan.
Upaya BRI tersebut ditunjukkan salah satunya melalui layanan keuangan di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Adapun layanan keuangan andalan BRI untuk menjangkau masyarakat diimplementasikan melalui Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Melalui Agen BRILink masyarakat dapat menikmati layanan/jasa transaksi keuangan layaknya layanan bank di agen-agen/mitra Agen BRILink secara lebih dekat. Dimana Jumlah Agen BRILink telah mencapai 584 ribu pada akhir Agustus 2022 dengan jangkauan mencapai 57.618 desa, atau mencakup 3/4 desa diseluruh Indonesia. Sepanjang Januari – Agustus 2022, Agen BRILink tersebut memproses lebih dari 709 juta transaksi dengan total volume transaksi mencapai Rp. 855,5 triliun
Selain itu, BRI bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) juga terus mengakselerasi produk dan layanan melalui co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM). Sebagai informasi, SenyuM adalah Sentra Layanan Ultra Mikro, kantor satu atap antara BRI-Pegadaian-PNM yang memudahkan nasabah dari ketiga perusahaan untuk dapat melakukan transaksi sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Disamping memiliki Agen BRILink, BRI juga menjadi induk Holding Ultra Mikro (UMi) yang dibentuk untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan. Sinergi ekosistem ultra mikro antara BRI dengan Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani) adalah untuk membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan. Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group.
Melalui Holding UMi ketiga entitas perusahaan yang tergabung memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, 1.003 Co-Location Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar juga dilengkapi dengan platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan, tahap pertama proses emporwering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan. Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman. Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen UMi menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh.
Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp.183,9 triliun. Disamping itu, BRI berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021 dan di tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah. Hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Sedangkan target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum. Penabung baru UMi mencapai 6,85 juta, adapun target awal sebanyak 3,3 juta. Nasabah PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.
Melalui Pengembangan Ekonomi Lokal yang menjadi pondasi yang solid bagi penguatan daya saing. Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal dapat mempercepat tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yakni mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan mendorong kebijakan yang berorientasi pembangunan. Kebijakan itu mendukung aktivitas produktif, penciptaan lapangan kerja, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, mendorong pembentukan dan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Termasuk di dalamnya melalui akses terhadap layanan pendanaan atau permodalan. Survei nasional keuangan inklusif tahun 2021 mengungkapkan kepemilikan produk atau layanan lembaga keuangan formal lebih banyak berada di wilayah perkotaan dibandingkan dengan perdesaan. Pertumbuhan kepemilikan produk keuangan formal tahun 2021 dibandingkan pada tahun 2020 meningkat sebesar 3,7% dari 61,7% pada tahun 2020 menjadi 65,4%. Sebagai target inklusi keuangan nasional 90% pada 2024, BRI berupaya untuk berkontribusi dari ekosistem mikro dan ultra mikro sebesar 70%, dan sampai dengan 2021 kontribusi BRI telah mencapai 64%. Untuk mendukung realisasi target tersebut, BRI menetapkan visi untuk menjadi “The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion” di tahun 2025. Salah satu visi “Champion of Financial Inclusion” ini dimiliki BRI karena perusahaan memandang pentingnya peningkatan inklusi keuangan dilakukan agar kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat meningkat dalam hitungan tahun. Dalam mewujudkan peningkatan inklusi keuangan tersebut, juga harus diikuti peningkatan literasi keuangan. Di mana menurut data OJK literasi keuangan baru mencapai 38,03% pada 2019, meningkat dari 29,7% pada 2016.
BRI setidaknya memiliki 3 strategi utama dalam upayanya meningkatkan financial literasi index. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 di seluruh Indonesia. Kedua, BRI pun akan mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital. Dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital, serta mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital. Ketiga, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
Jika sebelumnya BUMN terlibat dalam upaya pencegahan dan penularan virus, maka setelah pandemi ini BUMN harus menjadi pilar kebangkitan ekonomi. BUMN harus kita dorong untuk ikut serta memakmurkan masyarakat melalui peran sertanya dalam pilar kemajuan ekonomi masyarakat berbasis potensi daerah. Dampak akibat Pandemi Covid-19 harus menjadi ajang untuk bisa mengevaluasi, memperbaiki, mereformasi serta mentransformasi apa yang dilakukan ke depan dan tentu BUMN untuk Indonesia sebagai LOKOMOTIF KEBANGKITAN EKONOMI INDONESIA KINI DAN MASA DEPAN apalagi dengan kondisi dunia yang saat ini sedang mengalami ketidak pastian baik akibat covid-19, perang antara Rusia Vs Ukraina yang multyplyer effectnya sampai kepada krisis energy dan krisis pangan dunia. Untuk itu BUMN Harus kita support dan kita dorong sebagai salah.

Show More

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/rsmgsdaa/public_html/sinarpembaruan.com/wp-content/themes/jannah/framework/classes/class-tielabs-filters.php on line 328

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close
Close