
Jakarta – Memperingati hari lingkungan hidup sedunia, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Saiful Bahri meminta pemerintah lebih serius tangani persoalan sampah.
“Meskipun berdasarkan data ada pengurangan penumpukan sampah dari tahun 2020 ke 2021, itu tidak kemudian menjadi alasan bagi pemerintah tidak seriusi persoalan sampah ini,” jelasnya, Minggu (5/6/2022)
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021. Jumlah itu menurun 33,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 32,82 juta ton.
“Namun realitanya, kita lihat banyak terjadi penumpukan sampah yang tidak terkelola oleh dinas terkait, kemudian yang lebih mengkhawatirkan adalah saat ini sampah plastik Indonesia di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun. Dan data ini diperkirakan akan terus naik jika tidak ditangani dengan serius,” katanya.
Ia meyakini pemerintah terutama KLHK bisa menangani persoalan sampah ini, mulai dari gencar sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah sejak dini, hingga penerapan River Clean System (RCS) di beberapa sungai di Indonesia.
“Teknologi RCS ini cukup efektif untuk penanganan sampah laut, kami kira itu bisa diterapkan di beberapa titik sungai di Indonesia, seperti halnya dilakukan di Cengkareng Drain, Jakarta Utara” katanya.
Dikatakan Saiful, KLHK juga harus seriusi persoalan pengelolaan sampah di daerah, sejumlah masalah seperti pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS), persoalan limbah pabrik dan limbah perumahan hingga tidak terkelolanya sampah di pedesaan.
“Banyak TPS yang overload, pabrik-pabrik pengasil limbah yang tidak ditindak hingga sampah berserakan tidak terkelola di pedesaan. Seharusnya ada punishmen kepada daerah yang tidak serius menangani persoalan sampah ini,” tandasnya.