
Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Anas Thahir mengungkapkan Indonesia masih menghadapi persoalan stunting serius yakni di angka lebih dari 20 persen.
“Soal stunting, kita masih menghadapi masalah serius. Karena jumlah stunting di Indonesia masih berada di angka 27,67 persen. Itu artinya telah melampaui batas maksimal yang ditetapkan oleh WHO, bahwa di setiap negara tidak boleh melebihi angka 20 persen,” jelas Anas saat melaksanakan sosialisasi bagi mesyarakat rentan stunting yang digelar selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 26-28 April 2021.
Anggota DRP RI Dapil Jatim III ini juga menyampaikan dengan angka stunting di atas 20 persen, Indonesia sulit menyiapkan generasi masa depan yang unggul, cerdas, tangguh dan mampu bersaing di ranah global.
“Dengan angka stunting setinggi itu, kita sulit berharap untuk bisa menyiapkan generasi masa depan yang unggul, cerdas, tangguh dan mampu bersaing dunia global,” jelasnya.
Oleh karena itu, Anas mengajak masyarakat bahwa stunting harus menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
“Karenanya urusan penanganan stunting sebenarnya bukan sekedar menjadi tanggungjawab BKKBN saja. Kita semua harus terlibat, pemerintah daerah, dunia usaha, media massa, tokoh-tokoh masyarakat, termasuk seluruh peserta sosialisasi ini harus merasa berkewajiban bersinergi untuk ikut serta menekan agar angka stunting di Indonesia agar bisa segera turun,” paparnya.
Dijelaskannya, Saat ini pemerintah sudah punya target untuk menurunkan angka stunting dari 27.67 menjadi 14 persen.
“Jika ini benar-benar bisa diwujudkan, maka harapan untuk bisa menciptakan generasi masa depan yang gemilang akan semakin terbuka,” tandasnya.
Dalam agenda tersebut hadir juga Deputi Bidang KBKR BKKBN Pusat dr. Eni Gustina, MPH, Koordinator bidang KB BKKBN Jatim Waluyo Ajeng Lukitowati serta Kepala Dinas Sosial PPKB Banyuwangi Henu Setyorini.