DaerahNews

Desa Wisata Cibuntu Sambut Wisatawan Lagi

Kuningan – Desa Wisata Cibuntu di Kabupaten Kuningan punya kampung domba yang jumlahnya melebihi penduduk lho travelers. Sempat ditutup saat pandemi, kini wisatawan bisa kembali datang untuk melihat domba-domba ini.

detikTravel berkesempatan mengunjungi Desa Wisata Cibuntu di Kuningan, Jawa Barat. Destinasi ini telah kembali menyambut wisatawan setelah sempat vacum karena pandemi Corona. Nah, salah satu spot menariknya yaitu Kampung Domba.

Hewan-hewan ternak yang ada di Kampung Domba Desa Wisata Cibuntu adalah milik warga sekitar. Pada awalnya, domba-domba ini ditempatkan di masing-masing rumah warga. Namun pada akhirnya, dibuat lah kandang untuk menampung seluruh domba yang ada di Desa Cibuntu.

“Milik pribadi cuma Cibuntu itu ada di kawasan pemukiman terus akhirnya, kepala desa punya gagasan semuanya yang mempunyai kandang domba di daerah pemukiman di pindahkan ke sini dan ini tanah yang dihibahkan oleh kepala desa. Tanah ini adalah tanah desa, jadi gratis nggak ada biaya apapun,” Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata Cibuntu, Suhu Dwi Teguh.

Jumlah domba yang ada di kandang berkurang dan bertambah, karena hewan hewan ini juga dijual kepada pengunjung. Namun totalnya bisa mencapai 1.000 yang melebihi jumlah penduduk desa.

“Ada 900 jiwa (penduduk). kalau untuk domba bervariasi, kadang berkurang kadang naik gitu tapi kalau misal ditentukan dalam mentoknya 1000 jadi lebih besar dari jumlah penduduk,”kata Teguh.

Wisatawan yang datang bisa memesan domba untuk disajikan sebagai hidangan masakan. Ada berbagai paket yang bisa dipilih wisatawan.

“Di sini kategorinya domba potong. Jadi kalau ada pengunjung yg mau berkunjung tuh biasanya pesan domba guling ngambil dombanya dari sini,” kata Teguh.

“Kategorinya domba turunan dari garut,” tambahnya.

Untuk harga per ekor, berkisar antara Rp 1,5-2 juta. Untuk paket wisata disediakan, namun wisatawan bisa meminta untuk pilihan wisata.

“Harga dombanya buat family gathering hitungannya per ekor, satu ekor bisa Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta tergantung ukuran sama umur,” ujar Teguh.

Pengunjungnya datang dari berbagai daerah, lebih banyak dari pelajar. Namun, wisatawan mancanegara pun sudah berkunjung ke Desa Wisata Cibuntu.

“Turis nya kebanyakan sekolah grup sekolah untuk studi wisata, tapi kebanyakan juga yang mancanegara. Terakhir itu kan (turis dari) Australia tentang kesehatan bagaimana polusi dari bau kambing itu tersebut bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat m akhirnya ini juga termasuk kenapa dipindahkan. Akhirnya jadi potensi wisata juga,” tambah Teguh.(*)

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close
Close