
Jakarta – Orang Bulukumba sejak dahulu terkenal dengan kelihaiannya dalam membuat pinisi, terbukti sampai sekarang mampu membuatnya dengan kualitas dunia. Penasaran dengan sejarahnya? Yuk simak artikel ini!
Kelihaian orang Bulukumba tidak dapat dipisahkan dengan sejarah masa lalu, yaitu Suku Bugis yang terkenal telah mengarungi dunia sejak ratusan tahun yang lalu.
Suku Bugis pada dahulu kala sudah pernah menyambangi ke Negeri Tiongkok, Kanada, Jepang, Madagaskar dan tempat jauh lainnya. Tujuan pelayaran zaman dahulu adalah untuk berdagang.
Kehebatan Suku Bugis di masa lalu ini tampak hingga sekarang, kelihaiannya ini diwariskan dari kelompok sub etnis Bugis Makassar atau Suku Konjo yang sebagian besar tinggal di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Ada tiga tempat di Kabupaten Bulukumba ini yang masih memproduksi kapal pinisi dengan kualitas dunia. Pantai Tanjung Bira di Kelurahan Tana Beru Kecamatan Bontobahari, Desa Ara Kecamatan Bontotiro dan Desa Bira Bontobahari.
Kapal pinisi terbukti kualitasnya karena beberapa negara telah memesannya, seperti Tiongkok, Malaysia, Jepang, Filipina, Swiss, Inggris, Belanda dan Austria. Pemesanan saat ini lebih kepada kapal pengangkut barang, kapal penumpang dan kapal pesiar mewah.
Harga yang ditaksir cukup mahal, sekitar 300 juta sampai 1,5 miliar rupiah tergantung besarnya, kalo 35 GT atau sekitar 20 x 1,5 meter itu harganya 1,5 miliar. Harga yang mahal ini sepadan dengan kualitas, jangka waktu pembuatan dan dirakit dengan cara tradisional/manual.
Waktu yang diperlukan sampai selesai, sekitar 3 bulan sampai 1 tahun lamanya. Pembuatan kapal ini juga perlu melewati beberapa proses, mulai dari pencarian kayu, pemotongan, sampai dengan pembentukan interior kapal.
Uniknya beberapa proses ini harus dilalui dengan ritual/magis, seperi pencarian kayu di hari yang baik yang dilakukan setiap hari ke-5 dan ke-7 pada bulan yang sedang berjalan.
Alasannya angka 5 yang menyimbolkan rezeki sudah ditangan dan angka 7 yang menyimbolkan selalu mendapatkan rezeki. Kayu yang dipilih juga berasal dari pohon welengreng yang terkenal kuat dan tidak gampang rapuh.
Setelah melakukan ritual, proses awal pembuatan kapal yaitu dengan memasang lunas kapal, papan, tiang-tiang dan interior kapal.
Tahap akhir adalah peluncuran kapal ke laut yang juga menggunakan Upacara Maccera Lopi atau mensucikan kapal dengan menyembelih kambing apabila kapal berbobot kurang dari 100 ton dan menyembelih sapi kalo bobotnya lebih dari 100 ton.
Kapal Pinisi dengan kualitas dunia ini tidak diragukan lagi dengan terdaftarnya sebagai warisan UNESCO pada tanggal 7 Desember 2017 sebagai Karya Agung Warisan Manusia yang Lisan dan Tak Benda.
Bagi traveler yang berkeinginan mendatangi Bulukumba, transportasi yang digunakan dari Bulukumba ke salah satu dari 3 tempat pembuatan kapal ini dengan transportasi umum atau kendaraan pribadi. Jarak Bulukumba ke Tana Beru sekitar 23 km.
Melihat segala kehebatan kapal pinisi asli Bulukumba yang mendunia dan sejarahnya di masa lalu. Apakah kamu tertarik mengunjunginya? (*)