Soal Kekerasan Atas Nama Agama di India, PB NU Ingatkan Ajaran Mahatma Gandhi

Sinarpembaruan.com, Jakarta – Kekerasan mengatasnamakan agama yang tejadi di India akibat kontroversi Undang-Undang tentang Kewarganegaraan juga direspon Ketua Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas. Ia mengingatkan ajaran dan semangat perjuangan tokoh kemerdekaan India, Mahatma Gandhi, yang antikekerasan.
“Suatu gerakan yang sepatutnya menjadi teladan,” ujar Robikin Emhas di Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Peristiwa ini menelan banyak korban. Sebelumnya tercatat 27 muslim meninggal dunia akibat insiden ini.
Robikin merasakan duka mendalam menyikapi banyaknya korban jiwa dan luka menyusul meluasnya konflik kontroversi UU Kewarganegaraan (CAA) di India.
“Saya sepenuhnya yakin bahwa setiap agama memiliki nilai humanitarian dan membawa pesan perdamaian. Oleh karena itu kekerasan atas nama apa pun tidak bisa dibenarkan, apalagi mengatasnamakan agama,” urainya.
Pluralisme, baginya, merupakan karunia Tuhan yang tidak boleh dinoadai. Karena itu, persekusi atas nama mayoritarianisme juga tidak bisa dibenarkan.
Ia mengimbau kepada muslim di Indonesia tidak terpancing oleh peristiwa tersebut. Muslim di Tanah Air harus menjadi teladan.
“Tidak boleh terpancing. Tunjukkan kita umat yang beradab, bangsa yang berbudaya,” harapnya.
Ia juga mengimbau untuk mewapasdai kabar bohong atau hoaks terkait peristiwa ini. “Biasakan tabayun, check and recheck. Jangan telan mentah-mentah apa yang beredar di laman sosial media,” tutupnya. (FN)